Media sosialisasi memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang. Dalam hal ini, media sosialisasi dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan penyimpangan perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Menurut pakar sosiologi, Emile Durkheim, media sosialisasi memiliki peran yang signifikan dalam membentuk nilai-nilai dan norma-norma sosial seseorang. Durkheim menyatakan bahwa “media sosialisasi seperti televisi, radio, dan internet dapat menjadi sarana yang mempengaruhi perilaku seseorang, baik secara positif maupun negatif.”
Peran media sosialisasi dalam penyimpangan perilaku seseorang juga telah diakui oleh para ahli kriminologi. Menurut Edwin Sutherland, seorang kriminolog terkenal, “media sosialisasi dapat menjadi faktor yang memicu seseorang untuk melakukan tindakan kriminal atau melanggar norma-norma sosial yang berlaku.”
Dalam konteks ini, media sosialisasi seperti film, musik, dan media sosial dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap nilai-nilai dan norma-norma sosial. Jika media sosialisasi tersebut menyajikan konten yang menggambarkan penyimpangan perilaku, maka kemungkinan besar seseorang akan terpengaruh dan cenderung untuk meniru perilaku tersebut.
Namun, peran media sosialisasi dalam penyimpangan perilaku seseorang juga dapat diminimalisir melalui pendidikan dan pengawasan yang tepat. Menurut Michel Foucault, seorang filsuf Prancis, “media sosialisasi dapat diatur dengan baik melalui proses pendidikan yang memberikan pemahaman yang benar tentang nilai-nilai dan norma-norma sosial yang seharusnya dipatuhi.”
Dengan demikian, penting bagi kita untuk memahami peran media sosialisasi dalam membentuk perilaku seseorang dan melakukan upaya-upaya yang diperlukan untuk mencegah penyimpangan perilaku yang merugikan diri sendiri maupun masyarakat. Dengan pendidikan yang tepat dan pengawasan yang ketat, kita dapat menjaga agar media sosialisasi tidak menjadi sumber penyimpangan perilaku seseorang.