Analisis Peran Media Sosialisasi dalam Penyimpangan Perilaku di Masyarakat


Analisis Peran Media Sosialisasi dalam Penyimpangan Perilaku di Masyarakat

Dalam era digital seperti sekarang ini, media sosialisasi memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk perilaku masyarakat. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa media sosialisasi juga dapat berkontribusi pada penyimpangan perilaku di masyarakat. Sebagai contoh, maraknya konten negatif seperti kekerasan, pornografi, dan penyalahgunaan narkoba yang tersebar luas di berbagai platform media sosial dapat mempengaruhi perilaku negatif pada individu, terutama pada generasi muda.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2018), media sosialisasi memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk perilaku individu. Jika media sosialisasi memberikan informasi dan nilai-nilai positif, maka akan membantu dalam pembentukan karakter yang baik. Namun, jika media sosialisasi memberikan konten yang negatif, maka dapat menyebabkan penyimpangan perilaku pada masyarakat.

Salah satu contoh nyata dari peran media sosialisasi dalam penyimpangan perilaku adalah kasus penyalahgunaan narkoba yang marak terjadi di kalangan remaja. Menurut data dari Badan Narkotika Nasional (BNN), sebanyak 60% dari pengguna narkoba di Indonesia adalah remaja. Hal ini disebabkan oleh mudahnya akses informasi dan promosi narkoba melalui media sosial, sehingga membuat remaja menjadi rentan terpengaruh dan terjerumus dalam perilaku negatif tersebut.

Menurut Ahli Psikologi, Dr. Andi Anugrah, “Media sosialisasi memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan perilaku individu. Oleh karena itu, perlu adanya pengawasan dan edukasi yang baik dalam penggunaan media sosialisasi agar tidak menimbulkan penyimpangan perilaku di masyarakat.”

Sebagai masyarakat yang cerdas, kita harus mampu melakukan analisis terhadap konten-konten yang disajikan oleh media sosialisasi. Kita harus selektif dalam memilih informasi yang kita terima dan tidak mudah terpengaruh oleh konten negatif. Selain itu, peran orang tua dan pendidikan juga sangat penting dalam membentuk karakter dan perilaku positif pada generasi muda.

Dengan demikian, analisis peran media sosialisasi dalam penyimpangan perilaku di masyarakat merupakan hal yang penting untuk dipahami dan diwaspadai. Kita sebagai individu harus mampu mengambil sikap yang bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak terjerumus dalam perilaku negatif yang dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Semoga dengan kesadaran dan edukasi yang baik, kita dapat mencegah dan mengatasi penyimpangan perilaku di masyarakat.

Peran Penting Media Sosialisasi dalam Terjadinya Penyimpangan Perilaku


Media sosialisasi memiliki peran penting dalam membentuk perilaku individu. Seiring dengan perkembangan teknologi, media sosialisasi pun semakin beragam, mulai dari media cetak, elektronik, hingga media online. Namun, perlu diingat bahwa media sosialisasi tidak selalu berdampak positif. Terkadang, media sosialisasi justru dapat memicu terjadinya penyimpangan perilaku.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Anna Lembong, seorang ahli psikologi sosial, media sosialisasi dapat menjadi faktor penyebab terjadinya penyimpangan perilaku. “Ketika individu terpapar oleh informasi yang tidak sehat atau tidak sesuai dengan nilai-nilai moral yang benar, maka kemungkinan besar mereka akan melakukan penyimpangan perilaku,” ujarnya.

Salah satu contoh yang sering terjadi adalah ketika media sosialisasi menampilkan adegan kekerasan atau pornografi. Hal ini dapat mempengaruhi pikiran dan perilaku individu, terutama remaja yang masih dalam masa perkembangan. Dr. Lembong menambahkan, “Penting bagi kita sebagai masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih media sosialisasi yang kita konsumsi, agar tidak terjadi penyimpangan perilaku yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.”

Selain itu, Dr. Andika Putra, seorang pakar komunikasi, juga menekankan pentingnya peran media sosialisasi dalam mencegah terjadinya penyimpangan perilaku. Menurutnya, “Media sosialisasi tidak hanya sebagai sarana hiburan semata, namun juga harus menjadi wahana untuk menyebarkan nilai-nilai positif kepada masyarakat.” Dengan demikian, media sosialisasi dapat menjadi alat yang efektif dalam membentuk karakter dan perilaku yang baik pada individu.

Sebagai masyarakat yang cerdas, kita perlu lebih bijak dalam menggunakan media sosialisasi. Menyaring informasi yang diterima dan memilih konten yang positif adalah langkah awal untuk mencegah terjadinya penyimpangan perilaku. Dengan demikian, kita dapat membentuk generasi yang lebih baik dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai moral yang benar. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya peran media sosialisasi dalam terjadinya penyimpangan perilaku.

Dampak Media Sosialisasi pada Perilaku Deviant Seseorang


Dampak Media Sosialisasi pada Perilaku Deviant Seseorang

Media sosialisasi memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk perilaku seseorang. Salah satu dampak dari media sosialisasi adalah dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan perilaku deviant. Perilaku deviant sendiri adalah perilaku yang dianggap menyimpang dari norma-norma sosial yang berlaku.

Menurut ahli sosiologi, Prof. Sosiologi Brown, “Media sosialisasi seperti televisi, internet, dan media sosial dapat menjadi sarana yang mempengaruhi perilaku seseorang, termasuk perilaku deviant.” Hal ini dapat dilihat dari banyaknya konten yang menampilkan perilaku deviant di media saat ini.

Sebagai contoh, film-film yang menampilkan adegan kekerasan atau seksualitas yang berlebihan dapat mempengaruhi remaja untuk meniru perilaku tersebut. Sehingga, tidak heran jika kasus-kasus bullying atau tindak kekerasan semakin meningkat di kalangan remaja.

Selain itu, media sosial juga turut berperan dalam mempengaruhi perilaku deviant seseorang. Dengan adanya fitur live streaming dan sharing video, banyak orang yang melakukan tindakan kriminal atau perilaku tidak terpuji demi mendapatkan popularitas di media sosial. Hal ini tentu berdampak negatif bagi masyarakat secara keseluruhan.

Namun, bukan berarti media sosialisasi hanya memberikan dampak negatif saja. Media sosialisasi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk mendidik masyarakat tentang pentingnya menjaga norma-norma sosial yang berlaku. Sehingga, perlu adanya kontrol dan pengawasan yang ketat dalam penggunaan media sosialisasi agar tidak menimbulkan dampak negatif pada perilaku seseorang.

Dalam hal ini, kita sebagai masyarakat juga perlu lebih bijak dalam menggunakan media sosialisasi. Kita harus mampu menyaring informasi yang diterima dan tidak mudah terpengaruh dengan konten-konten yang menampilkan perilaku deviant. Sehingga, kita dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif bagi lingkungan sekitar.

Dengan demikian, kita perlu menyadari bahwa dampak media sosialisasi pada perilaku deviant seseorang adalah nyata dan dapat berdampak luas bagi masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus melakukan pembelajaran dan peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga norma-norma sosial yang berlaku.

Pengaruh Media Sosialisasi terhadap Penyimpangan Perilaku Individu


Pengaruh Media Sosialisasi terhadap Penyimpangan Perilaku Individu

Media sosialisasi memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk perilaku individu di masyarakat. Melalui berbagai platform media seperti televisi, internet, dan media sosial, informasi dan nilai-nilai yang disampaikan dapat mempengaruhi cara berpikir dan bertindak seseorang. Namun, tidak semua pengaruh media sosialisasi bersifat positif. Terkadang, media juga dapat mempengaruhi individu untuk melakukan penyimpangan perilaku.

Menurut Ahli Sosiologi, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat dan perilaku individu dalam masyarakat. Salah satu konsep penting dalam sosiologi adalah sosialisasi, yaitu proses pembentukan kepribadian dan perilaku individu dalam masyarakat. Media sosialisasi, seperti televisi dan internet, memiliki peran penting dalam proses sosialisasi ini.

Menurut data penelitian yang dilakukan oleh Pakar Psikologi, Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan proses mentalnya. Penelitian menunjukkan bahwa paparan terhadap konten media yang mengandung kekerasan, pornografi, atau perilaku menyimpang lainnya dapat mempengaruhi individu untuk meniru perilaku tersebut. Hal ini disebabkan oleh proses modeling, di mana individu meniru perilaku yang mereka lihat dari media.

Dalam konteks sosialisasi, media juga dapat menjadi agen sosialisasi yang kuat. Menurut Ahli Komunikasi, Komunikasi adalah proses pertukaran informasi antara individu atau kelompok. Media sosialisasi dapat menyampaikan nilai-nilai yang dianggap penting oleh masyarakat, seperti nilai kerja keras, toleransi, dan kejujuran. Namun, media juga dapat menyampaikan nilai-nilai yang bertentangan dengan norma-norma sosial, yang kemudian dapat mempengaruhi individu untuk melakukan penyimpangan perilaku.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk lebih selektif dalam mengkonsumsi media sosialisasi. Memiliki literasi media yang baik dapat membantu individu untuk memahami dan menganalisis konten media yang mereka terima. Selain itu, peran keluarga, sekolah, dan masyarakat juga sangat penting dalam membentuk perilaku individu yang sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku.

Dengan demikian, pengaruh media sosialisasi terhadap penyimpangan perilaku individu sangatlah nyata. Oleh karena itu, kita sebagai individu harus bijak dalam mengonsumsi media dan selalu mengedepankan nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-hari. Semoga dengan kesadaran kita akan pengaruh media sosialisasi, kita dapat menjadi individu yang lebih baik dan sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat.

Peran Media Sosialisasi dalam Penyimpangan Perilaku Seseorang


Media sosialisasi memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang. Dalam hal ini, media sosialisasi dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan penyimpangan perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Menurut pakar sosiologi, Emile Durkheim, media sosialisasi memiliki peran yang signifikan dalam membentuk nilai-nilai dan norma-norma sosial seseorang. Durkheim menyatakan bahwa “media sosialisasi seperti televisi, radio, dan internet dapat menjadi sarana yang mempengaruhi perilaku seseorang, baik secara positif maupun negatif.”

Peran media sosialisasi dalam penyimpangan perilaku seseorang juga telah diakui oleh para ahli kriminologi. Menurut Edwin Sutherland, seorang kriminolog terkenal, “media sosialisasi dapat menjadi faktor yang memicu seseorang untuk melakukan tindakan kriminal atau melanggar norma-norma sosial yang berlaku.”

Dalam konteks ini, media sosialisasi seperti film, musik, dan media sosial dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap nilai-nilai dan norma-norma sosial. Jika media sosialisasi tersebut menyajikan konten yang menggambarkan penyimpangan perilaku, maka kemungkinan besar seseorang akan terpengaruh dan cenderung untuk meniru perilaku tersebut.

Namun, peran media sosialisasi dalam penyimpangan perilaku seseorang juga dapat diminimalisir melalui pendidikan dan pengawasan yang tepat. Menurut Michel Foucault, seorang filsuf Prancis, “media sosialisasi dapat diatur dengan baik melalui proses pendidikan yang memberikan pemahaman yang benar tentang nilai-nilai dan norma-norma sosial yang seharusnya dipatuhi.”

Dengan demikian, penting bagi kita untuk memahami peran media sosialisasi dalam membentuk perilaku seseorang dan melakukan upaya-upaya yang diperlukan untuk mencegah penyimpangan perilaku yang merugikan diri sendiri maupun masyarakat. Dengan pendidikan yang tepat dan pengawasan yang ketat, kita dapat menjaga agar media sosialisasi tidak menjadi sumber penyimpangan perilaku seseorang.

Pengaruh Media Sosialisasi terhadap Perilaku Devian pada Individu


Pengaruh media sosialisasi terhadap perilaku devian pada individu memang tidak bisa dianggap remeh. Media sosialisasi, baik itu media massa, media online, maupun media sosial, memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk pola pikir dan perilaku seseorang.

Menurut Bungin (2001), media sosialisasi merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan individu. Media sosialisasi dapat mempengaruhi nilai-nilai, norma, dan tata nilai yang dianut oleh individu. Hal ini kemudian berdampak pada perilaku devian yang ditunjukkan oleh individu tersebut.

Dalam situasi di mana media sosialisasi seringkali menampilkan konten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku, individu dapat terpengaruh untuk meniru perilaku devian tersebut. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2018) menunjukkan bahwa remaja yang sering terpapar konten kekerasan dalam media sosial cenderung memiliki perilaku agresif dan devian.

Selain itu, media sosialisasi juga dapat memberikan legitimasi terhadap perilaku devian. Menurut Becker (1963), media sosialisasi dapat membentuk label-label terhadap perilaku tertentu, sehingga individu yang melakukan perilaku tersebut merasa bahwa perilaku tersebut sah dilakukan. Hal ini kemudian memperkuat perilaku devian pada individu.

Namun demikian, bukan berarti media sosialisasi selalu memberikan dampak negatif terhadap perilaku individu. Dalam beberapa kasus, media sosialisasi juga dapat memberikan dampak positif dalam pembentukan perilaku individu. Misalnya, ketika media sosialisasi memberikan informasi dan edukasi yang baik mengenai nilai-nilai positif, individu dapat terdorong untuk mengikuti perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut.

Dengan demikian, penting bagi kita untuk memperhatikan peran media sosialisasi dalam membentuk perilaku individu. Sebagai individu, kita perlu selektif dalam menyerap informasi yang diberikan oleh media sosialisasi. Sebagai masyarakat, kita perlu memonitor konten yang disajikan oleh media sosialisasi agar tidak memberikan dampak negatif terhadap perilaku devian pada individu. Semoga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai pengaruh media sosialisasi, kita dapat menciptakan lingkungan sosial yang lebih sehat dan positif.

Peran Negatif Media Sosialisasi dalam Meningkatkan Penyimpangan Perilaku


Media sosialisasi memegang peran yang sangat penting dalam membentuk perilaku individu, terutama anak-anak dan remaja. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa media sosialisasi juga memiliki peran negatif dalam meningkatkan penyimpangan perilaku.

Menurut Dr. Dina Afrianty, seorang ahli psikologi sosial dari Universitas Indonesia, “Peran negatif media sosialisasi dapat terlihat dari konten yang disajikan kepada masyarakat, terutama anak-anak dan remaja. Banyak program televisi dan film yang menampilkan adegan kekerasan, seksualitas yang tidak sehat, dan perilaku menyimpang lainnya yang dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku anak-anak.”

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Dr. Aulia Rahman dari Universitas Gajah Mada menunjukkan bahwa penggunaan media sosialisasi seperti media sosial dan internet juga dapat meningkatkan risiko perilaku menyimpang, seperti bullying, cyberbullying, dan kecanduan internet.

Peran negatif media sosialisasi dalam meningkatkan penyimpangan perilaku juga dapat dilihat dari adanya kasus-kasus kekerasan yang dilakukan oleh remaja yang terinspirasi dari konten-konten media sosial. Hal ini menjadi perhatian serius bagi para orang tua dan tenaga pendidik untuk lebih memperhatikan pengaruh media sosialisasi terhadap anak-anak dan remaja.

Dr. Ratna Megawangi, seorang psikolog anak, menyarankan agar orang tua dan tenaga pendidik lebih aktif dalam mengawasi dan mengontrol konten media sosialisasi yang diakses oleh anak-anak. “Orang tua dan tenaga pendidik harus lebih proaktif dalam memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang konten yang sehat dan tidak sehat dalam media sosialisasi. Selain itu, perlu juga memberikan pembelajaran tentang cara menyaring informasi yang diterima dari media sosialisasi agar tidak terpengaruh oleh konten negatif.”

Dengan demikian, penting bagi kita semua untuk lebih waspada terhadap peran negatif media sosialisasi dalam meningkatkan penyimpangan perilaku. Kita perlu bersama-sama menciptakan lingkungan yang sehat dan positif bagi anak-anak dan remaja agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Faktor-faktor Media Sosialisasi dalam Menyebabkan Penyimpangan Perilaku


Faktor-faktor Media Sosialisasi dalam Menyebabkan Penyimpangan Perilaku

Media sosialisasi memegang peranan penting dalam membentuk karakter dan perilaku seseorang. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa faktor-faktor dalam media sosialisasi juga dapat menjadi pemicu terjadinya penyimpangan perilaku.

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan penyimpangan perilaku adalah konten yang disajikan oleh media. Menurut pakar media sosialisasi, Dr. Ananda Putra, “Konten yang mengandung kekerasan, pornografi, dan perilaku menyimpang lainnya dapat mempengaruhi pola pikir dan tindakan seseorang, terutama remaja yang masih dalam masa pembentukan karakter.”

Selain konten, faktor lain yang dapat memengaruhi perilaku seseorang adalah media sosialisasi yang digunakan. Menurut Prof. Mulyana, “Media sosialisasi seperti televisi, internet, dan media sosial memiliki kekuatan yang besar dalam membentuk pola pikir dan perilaku seseorang. Jika penggunaan media sosialisasi tidak diawasi dengan baik, dapat menyebabkan perilaku menyimpang.”

Penelitian juga menunjukkan bahwa faktor-faktor personal seperti kondisi psikologis dan lingkungan sosial juga turut berperan dalam mempengaruhi perilaku seseorang. Dr. Haryanto, seorang psikolog, menyatakan bahwa “Kondisi psikologis yang tidak stabil dan lingkungan sosial yang tidak mendukung dapat menjadi pemicu terjadinya penyimpangan perilaku.”

Maka dari itu, penting bagi kita untuk memperhatikan faktor-faktor media sosialisasi dalam mengawasi dan mengontrol perilaku kita. Dengan pemilihan konten yang baik dan penggunaan media sosialisasi yang bijak, diharapkan dapat mengurangi risiko terjadinya penyimpangan perilaku. Sebagai masyarakat yang cerdas, kita perlu mengambil peran aktif dalam mengawasi dan mengontrol media sosialisasi agar tidak menjadi pemicu terjadinya penyimpangan perilaku di masyarakat.

Dampak Media Sosialisasi terhadap Perilaku Devian


Dampak Media Sosialisasi terhadap Perilaku Devian

Media sosialisasi memiliki peran yang penting dalam membentuk perilaku individu dalam masyarakat. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa media sosialisasi juga memiliki dampak yang cukup besar terhadap perilaku devian atau perilaku yang menyimpang dari norma-norma sosial yang berlaku.

Menurut Dr. Siti Nurjanah, seorang ahli psikologi, media sosialisasi seperti televisi, internet, dan media sosial dapat mempengaruhi cara berpikir dan bertindak seseorang. “Jika media sosialisasi memberikan informasi yang tidak seimbang atau tidak benar, maka dapat mempengaruhi individu untuk melakukan perilaku devian,” ujarnya.

Salah satu contoh dampak media sosialisasi terhadap perilaku devian adalah meningkatnya kasus bullying di kalangan remaja. Menurut survei yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sebanyak 70% remaja yang melakukan bullying mengaku terinspirasi dari adegan-adegan bully yang sering ditampilkan di media.

Selain itu, media sosialisasi juga dapat mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap hal-hal yang dianggap tabu atau melanggar norma sosial. Misalnya, penyebaran konten pornografi di media sosial dapat mempengaruhi remaja untuk melakukan perilaku seks bebas yang dapat dikategorikan sebagai perilaku devian.

Namun, bukan berarti media sosialisasi hanya memiliki dampak negatif terhadap perilaku individu. Dr. Dina Rahayu, seorang pakar media sosialisasi, mengatakan bahwa media sosialisasi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk memberikan informasi dan edukasi yang positif kepada masyarakat. “Dengan memanfaatkan media sosialisasi secara bijaksana, kita dapat membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang baik,” ujarnya.

Dengan demikian, penting bagi kita untuk selektif dalam mengonsumsi media sosialisasi dan juga untuk mengajarkan kepada generasi muda tentang pentingnya memiliki sikap kritis terhadap informasi yang diterima dari media. Sehingga, kita dapat mencegah dampak negatif dari media sosialisasi terhadap perilaku devian di masyarakat.

Peran Media Sosialisasi dalam Memicu Penyimpangan Perilaku


Peran media sosialisasi dalam memicu penyimpangan perilaku telah menjadi perbincangan yang hangat di kalangan masyarakat. Media sosialisasi, seperti televisi, internet, dan media sosial, memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk pola pikir dan perilaku seseorang.

Menurut Dr. Aulia Rahman, seorang psikolog, media sosialisasi dapat mempengaruhi cara seseorang berpikir dan bertindak. “Konten yang disajikan oleh media sosialisasi dapat membentuk persepsi dan nilai-nilai seseorang. Jika kontennya negatif atau tidak sehat, maka dapat memicu penyimpangan perilaku pada individu,” ujarnya.

Sebagai contoh, film-film atau acara televisi yang menampilkan adegan kekerasan atau perilaku menyimpang dapat mempengaruhi pemirsa, terutama anak-anak dan remaja yang masih dalam masa pembentukan karakter. Mereka dapat meniru perilaku yang mereka lihat di media sosialisasi tanpa menyadari konsekuensinya.

Dr. Andi Muh. Faisal, seorang pakar media sosialisasi, menekankan pentingnya peran orang tua dan pendidik dalam mengontrol akses anak-anak terhadap media sosialisasi. “Orang tua dan pendidik harus memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang konten yang sehat dan tidak sehat dalam media sosialisasi. Mereka juga harus memberikan pengawasan dan bimbingan agar anak-anak dapat mengonsumsi media sosialisasi dengan bijak,” katanya.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa media sosialisasi juga memiliki dampak positif dalam membentuk perilaku seseorang. Melalui media sosialisasi, informasi dan pengetahuan dapat dengan cepat disebarkan ke berbagai kalangan masyarakat. Masyarakat juga dapat teredukasi dan terinspirasi melalui konten yang edukatif dan menghibur.

Dalam era digital seperti sekarang ini, peran media sosialisasi menjadi semakin penting. Oleh karena itu, kontrol dan regulasi terhadap konten yang disajikan oleh media sosialisasi perlu diperketat. Masyarakat juga perlu lebih kritis dalam menyaring informasi yang diterima agar tidak terpengaruh oleh konten yang negatif.

Dengan demikian, pemahaman akan peran media sosialisasi dalam memicu penyimpangan perilaku menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Kita sebagai masyarakat harus bersama-sama menciptakan lingkungan media sosialisasi yang sehat dan positif untuk kesejahteraan bersama. Sebagaimana disampaikan oleh Prof. Dr. Arif Rachman, “Kita tidak bisa menutup mata terhadap pengaruh media sosialisasi, namun kita bisa mengontrol dan memanfaatkannya dengan bijak untuk kebaikan bersama.”